Ratusan Penumpang Pesawat Korsel Tewas

Kecelakaan Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan, Ahad (29/12/2024) (reuters/Yon Hap)
MUAN (RAN) – Sebuah tragedy terjadi di Bandar Muan Koera Selatan. Sebanyak 176 orang dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat Jeju Air flight 7C 2216 di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Ahad (29/12).
Mengutip dari Yonhap, jumlah korban terus bertambah sejak pagi. Semula, petugas pemadam kebakaran menyebutkan ada 28 orang tewas dalam kecelakaan pesawat dengan rute Bangkok–Muan tersebut. Namun, hingga pukul 19.00 waktu setempat, jumlah korban bertambah menjadi 176 orang.
Sejauh ini, dari 175 penumpang dan 6 awak kabin, hanya dua orang yang berhasil selamat dari tragedi tersebut. Namun, mereka terluka sangat parah dan harus dirawat di rumah sakit Seoul. Sementara itu, tiga orang lainnya dilaporkan hilang. Bisa jadi jasad mereka hancur saat pesawat meledak.
Hingga kemarin, operasi evakuasi masih berlangsung untuk memindahkan jenazah para korban dan mencari tiga orang lainnya. Kecelakaan pesawat itu terjadi pukul 09.07 waktu setempat. Dari video amatir yang beredar, pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat.
Video yang ditayangkan stasiun TV lokal tersebut menunjukkan pesawat berusaha mendarat tanpa menggunakan roda. Akibatnya, pesawat Boeing 737-800 itu tergelincir di tanah, menabrak dinding beton bandara, hingga akhirnya meledak dan dilalap api.
’’Setelah pesawat menabrak tembok, beberapa penumpang terlempar keluar dari pesawat. Peluang untuk selamat sangat rendah,’’ kata seorang pejabat badan pemadam kebakaran.
Insiden itu menjadi salah satu bencana penerbangan paling mematikan di Korea Selatan yang melibatkan maskapai penerbangan lokal. Terutama sejak kecelakaan pesawat Korean Air pada 1997 di Guam. Dalam kecelakaan kala itu, 225 orang dilaporkan tewas.
’’Pesawat tersebut hampir hancur seluruhnya, sulit mengidentifikasi korban tewas,’’ sambung pejabat badan pemadam kebakaran tersebut. Pihaknya masih berupaya memulihkan jasad para korban. Kamar mayat sementara telah didirikan di dalam Bandara Muan untuk meletakkan jenazah para korban. Hingga saat ini, sudah 22 orang yang berhasil teridentifikasi.
Dari 181 orang yang ikut dalam penerbangan tersebut, sebagian besar merupakan warga Korea. Hanya dua orang yang teridentifikasi sebagai warga Thailand. Jumlah penumpang itu terdiri atas 82 laki-laki dan 93 perempuan. Mayoritas berusia 40-an, 50-an, dan 60-an.
Para pejabat setempat meyakini, kegagalan roda pendaratan disebabkan serangan burung. Meski demikian, penyelidikan tengah dilakukan untuk mengetahui penyebab pastinya. Pihak berwenang Jeolla Selatan telah meningkatkan peringatan darurat ke tingkat tertinggi. Semua personel penyelamat dan polisi diarahkan ke lokasi kecelakaan.
Di sisi lain, CEO Jeju Air Kim E-bae menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa kepada anggota keluarga korban. Dia berjanji memberikan semua dukungan yang diperlukan kepada keluarga korban. ’’Apa pun penyebabnya, saya bertanggung jawab penuh sebagai CEO,’’ kata Kim.
Sementara itu, merujuk laporan Reuters, kurang dari 48 jam menjabat presiden sementara Korea Selatan, Presiden Choi Sang-mok langsung mendatangi lokasi kecelakaan. Dia mendeklarasikan area jatuhnya pesawat sebagai zona khusus bencana dan menginstruksi para pejabat melakukan upaya sekuat tenaga dalam operasi pencarian.
’’Pemerintah ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dan akan melakukan yang terbaik untuk proses pemulihan pascainsiden,’’ ujarnya.
Choi juga berjanji memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Pejabat Komisaris Jenderal Badan Kepolisian Nasional Lee Ho-young juga memerintah para pejabat untuk mengerahkan semua sumber daya yang tersedia.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia melalui KBRI Seoul menyampaikan belasungkawa. “Pemerintah ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan dan akan melakukan yang terbaik untuk proses pemulihan pascainsiden,’’ ujar Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha.
Choi juga berjanji memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Pejabat Komisaris Jenderal Badan Kepolisian Nasional Lee Ho-young juga memerintah para pejabat untuk mengerahkan semua sumber daya yang tersedia.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia melalui KBRI Seoul menyampaikan belasungkawa. Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha mengungkapkan, pihaknya bersama KBRI Seoul terus memonitor kecelakaan pesawat itu. Dia memastikan, tak ada WNI yang ikut dalam penerbangan maut tersebut.(hrd)