Bang Chaidir
Saya mengenalnya sebagai sedikit dari politisi lokal yang kuat dalam literasi. Mampu mengucapkan pikiran dan gagasan lewat tulisan. Punya minat khusus pada dunia tulis-menulis. Menghasilkan sejumlah buku buah pikirannya. Punya perhatian khusus pada pers. Inisiator Tabloid Mentari. Mampu membangun interaksi positif dengan wartawan.
Di era beliau jadi Ketua DPRD Riau, saya ditugaskan liputan disana oleh Riau Pos. Dan oleh rekan-rekan wartawan posko di DPRD Riau ketika itu saya dipercaya menjadi Ketua Forum Wartawan Legislatif (FWL) DPRD Riau 2004-2006. Bersama dengan FWL, DPRD Riau sempat menerbitkan tabloid dewan bernama “Rumah Rakyat”.
Juga kami terbitkan buku tentang pikiran anggota dewan kala itu. Saat beliau memimpin dewan semangat literasi begitu terasa. Beliau tidak sungkan untuk berdiskusi dengan berbagai kalangan termasuk dengan kami wartawan yang posko disana ketika itu.
Baca Juga : Banjir Sumatera: Tanda Alam yang Diabaikan
Beliau sebagai ketua dewan juga tidak sulit dihubungi terkait pemberitaan. Dan ketika era berganti kamipun terpisahkan oleh waktu dan kesibukan yang berbeda. Saya sempat berjumpa lagi hari Selasa, 19 November 2024 dalam sebuah sesi wawancara terkait Riau Petrolium disebuah cafe di Jalan HR Soebrantas.
Beliau meski agak kurang fit ketika itu tetap memaksakan diri datang karena sudah janji. Ia menjawab runut pertanyaan dan tetap ingat detail perjalanan BUMD Riau Petrolium. Kami tertawa bersama usai wawancara karena momen itu jadi membuat terkenang nostalgia.
Nostalgia ketika hal-hal seperti itu rutin dulu kami lakukan saat sama-sama bertugas di DPRD Riau. “Wah rasanya baru kemarin ya Zon,” ujarnya usai wawancara sembari menyeruput teh panas.
Dan ketika berita duka itu datang ada rasa kehilangan. Berita duka selalu jadi pengingat betapa fananya kita. Hidup hakikatnya adalah sebuah perjalanan menuju batas (ajal) siapapun kita. Apapun kesibukan kita perjalanan akan terhenti disatu titik. Mau tidak mau. Suka tidak suka.
Pada akhirnya kita semua tanpa kecuali akan melewati titik itu suatu masa kelak. Selamat jalan Abangda Dr Drh Chaidir MM. Semoga mendapat kelapangan dan ketenangan di sana dari semua kebaikan yang pernah dilakukan. Amiin..
Baca Juga : Banjir Sumatera: Tanda Alam yang Diabaikan
Helfizon Assyafei
Jurnalis RAN
