GAPKI Riau Gelar Pelatihan Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah

Pelatihan pengelolaan limbah cair PKS. (Riau Analisa.com)
Riau Analisa.com-PEKANBARU -- GAPKI Cabang Riau menyelenggarakan pelatihan bertajuk Sustainability Training, Teknik Pengelolaan dan Pemanfaatan L
CPKS secara Optimal dan Berkelanjutan, berlangsung di The Zuri Hotel Pekanbaru, Komplek Transmart, Jalan Soekarno-Hatta, Selasa (29/4/2025).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas para pelaku industri sawit dalam mengelola limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) secara lebih optimal dan ramah lingkungan.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua GAPKI Riau, Lichwan Hartono. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya pengelolaan limbah yang tidak hanya berorientasi pada mitigasi dampak lingkungan, tetapi juga menjadikan limbah sebagai sumber daya baru yang bernilai ekonomi.
Salah satu narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA, perwakilan dari Pusaka Kalam (Pusat Kajian, Advokasi, dan Konservasi Alam). Ia mengungkapkan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin antara GAPKI dengan Pusaka Kalam sejak tiga bulan terakhir.
"Sekitar 3 atau 4 bulan lalu, kami dihubungi oleh GAPKI Pusat yang menyampaikan kekhawatiran bahwa LCPKS dikhawatirkan tidak dapat lagi digunakan," ungkapnya.
Menurut Prof. Yanto, tim pakar kemudian melakukan serangkaian kajian untuk mengkaji potensi LCPKS. Hasilnya, LCPKS bukanlah limbah berbahaya, melainkan material yang memiliki nilai tinggi sebagai sumber energi terbarukan, pupuk, nutrisi tanah, bahkan pakan ternak. "Di dunia penerbangan, bahkan ada bagian dari LCPKS yang berpotensi menjadi bahan bakar avtur," tambahnya.
Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 70 juta ton LCPKS setiap tahunnya. "Secara fisik mungkin bentuknya menjijikkan, tapi ini sumber ekonomi luar biasa. Bahkan pakar ekonomi menyebutkan, jika dimanfaatkan secara optimal, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen," kata Prof. Yanto.
Pelatihan ini dimoderatori oleh Santorbi, Ketua Kompartemen Sustainability GAPKI Cabang Riau. Ia memandu jalannya diskusi dengan para narasumber yang ahli di bidangnya, sehingga peserta dapat menggali informasi dan strategi praktis terkait pemanfaatan LCPKS.
Materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Ing. Ir. Suprihatin yang membahas karakteristik LCPKS dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Ia menjelaskan bahwa LCPKS mengandung unsur hara tinggi namun perlu perlakuan teknis tertentu agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas air dan tanah.
Selanjutnya, Prof. Suprihatin kembali membawakan materi mengenai prinsip dan teknik pengelolaan LCPKS secara optimal dan berkelanjutan. Ia menekankan pendekatan teknologi dan ekosistem dalam praktik pengelolaan limbah, agar dapat menciptakan nilai ekonomi sekaligus melindungi lingkungan.
Kemudian Dr. Ir. Basuki Sumawinata, M.Agr. dengan fokus pada teknik pemanfaatan LCPKS dalam aplikasi lahan. Ia menunjukkan bagaimana LCPKS yang sudah melalui proses pengolahan bisa menjadi bahan penyubur tanah, khususnya untuk lahan marginal.
Sedangkan Dr. Basuki menyampaikan materi kelima tentang pemanfaatan LCPKS sebagai bahan baku biogas atau listrik. Menurutnya, sektor energi berbasis limbah merupakan peluang besar yang belum tergarap maksimal di Indonesia.
Kemudian Dr. Idung Risdiyanto, M.Sc. yang mengulas instrumen pengawasan dan teknik pengukuran dalam pengelolaan LCPKS. Ia menekankan perlunya standar monitoring dan sistem digitalisasi data untuk memastikan proses pemanfaatan LCPKS berlangsung efisien dan aman. (win)