Perjuangan Ruhani di Era Modern

Oleh: Syekh. Sofyan Siroj Abdul Wahab.

 

Era modern membawa kemajuan teknologi dan informasi, namun juga melahirkan ketidakadilan sosial, materialisme, sekularisasi, dan krisis identitas spiritual. Said Nursi menyaksikan zaman ini sebagai kegelapan ghaflah—kelalaian massal akibat pemisahan iman dari akal dan ilmu. Beliau menyebut:

 “Dahulu syaitan hanya menebar waswas; kini ia membangun sistem berpikir untuk menafikan Allah. ( al?Lama‘?t )

Pada zaman kehilangan iman dan moral, muncul kebutuhan intensif akan perjuangan ruhani—kebangkitan bathin yang menjadi cahaya penuntun umat Islam.

 Tantangan Ruhani & Senjata Spiritual

1. Materialisme & Sekularisme:

Mengangkat dunia sebagai tuhan baru—sains tanpa cahaya hakikat, genius tanpa makrifat.Said Nursi menegaskan perjuangan bukan menyembah ilmu material, melainkan menjadikan ilmu ini berada pada koridor tauhid dan akhlak.

2. Hedonisme & Relativisme Moral:

Umat hidup dalam ruang nilai yang berubah-ubah. Solusinya: memperkuat maq?mah dzikir, tafakur, membaca alam dan wahyu—jalan menuju kehidupan lebih bermakna.

3. Krisis Identitas Umat:

Mengikuti Westernisasi tanpa filtering nilai total mengancam jati diri Islam. Nursi menyeru kembali kepada nur Qur’an yang menyatukan iman dan rasionalitas di atas nama-nama Allah yang Maha Esa .

Senjata ruhani utama yang dijadikan ‘arsenal’ bagi generasi modern antara lain:

M?rifatullah (pengenalan Allah), Tadabbur al-Qur’an (kontemplasi wahyu), Dzikir maknawi, Ukhuwwah iman, Dakwah hikmah, Revitalisasi pendidikan spiritual sesuai saran Abdul Halim Mahmud .

Pendidikan Ruhani ala Abdul Halim Mahmud

Abdul Halim Mahmud, ulama sufi modern Indonesia yang dikenal sebagai “Al-Ghazali abad 20,” menekankan pentingnya pendidikan ruhani yang mengintegrasikan ilmu umum dan agama, serta menjadikan Qur’an sebagai sumber utama moralitas. Ia berpendapat bahwa mata hati (bashirah) hanya berfungsi jika jiwa telah suci, sehingga Tuhan menurunkan rahmat-Nya berupa pemahaman ruhani penuh cahaya .

Konsepnya tentang pendidikan sufi juga mencakup maq?m dan ahw?l—derajat dan stasiun batin yang menuntun kepada cahaya Ilahi.

Pemikiran Ahmad Ar?Rasy?d

Meski referensi langsung terbatas, garis pemikirannya dapat diasosiasikan dengan pendekatan ilmu yang menguatkan iman dan moral. Seperti Nursi dan Abdul Halim, ia menekankan bahwa reformasi pribadi dan sosial bermula dari penguatan iman dan pendidikan akhlak berbasis Qur’an dan sunnah—menyatu antara akal dan iman dalam kehidupan nyata.

 

Pendekatan Spiritual Kontemporer: Said Hawwa

Said Hawwa (1935–1989),  menyampaikan paradigma spiritual yang sangat relevan bagi era modern:

1. Dia menekankan integrasi antara tathahur (pemurnian diri), tahaqquq (pemahaman hakiki), dan takhalluq (akhlak mulia)—trilogi pendidikan ruhani yang menjadikan dzikrullah dan tasawwuf operasional dalam kehidupan sehari-hari .

2. Ia mengingatkan bahwa aktivisme dakwah harus dibarengi dengan pendidikan spiritual yang kokoh—alamat fardhu kifayah umat agar tidak terseret dalam sekularisme di pinggiran.

3. Menurut Said Hawwa, dakwah modern harus menghidupkan sunnah Nabi ? sebagai pilar sosial dan spiritual—bukan hanya simbol hukum, tetapi sebagai energi transformasional masyarakat .

Konsep Perjuangan Ruhani menurut Said Nursi

1. Neo-Tasawuf: Fikrat + Dzikir + Syukur

Dalam Risale-i Nur, Nursi menolak tasawuf yang eksklusif pada dzikir dan sufi atos akhir zaman. Ia mengusulkan neo-tasawuf yang menghendaki: Fikrat (kontemplasi) sebagai pilar antara syukur dan dzikir. Merenungi ciptaan dan wahyu sebagai pintu menuju makrifatullah .

2. Ilmu & Akal sebagai Basis Iman

Akal dan iman bukan musuh, tetapi dua sayap yang jika seimbang akan mengantarkan jiwa ke hadirat Allah. Akal tanpa iman menjadi musuh, iman tanpa akal menjadi fanatik .

3. Dakwah Hikmah & Keteguhan Sosial

Nursi mendorong dakwah berbasis kebijaksanaan, bukan emosi; berdiri teguh meski dalam tekanan politik dan legal, sebagaimana ia sendiri mengalami penjara total lebih dari dua dekade .

Strategi Perjuangan Ruhani Zaman Kini

Berikut adalah aplikasinya dalam hidup modern, berdasarkan sintesa al?Lama‘?t dan pemikiran para ulama kontemporer di atas:

Reformasi Diri (Inner Transformasi)

Praktik taubat, dzikir maknawi, tafakkur alam, dan pembelajaran asma? Allah setiap hari. Menjadi fak?r (= menyadari ketergantungan penuh hanya kepada Allah) seperti ditegaskan al?Lama??t dan Abdul Halim .

Pendidikan Moral & Spiritual

Mengintegrasikan pendidikan formal dan nilai Qur’ani, sesuai kerangka Abdul Halim. Aktivitas masyarakat—sekolah, kemasyarakatan, dakwah—semua dibarengi dengan karakter ruhani. Dakwah Kontemporer berdasarkan Sunnah & Cinta Nabi Meneladani akhlak Rasulullah ? dalam komunikasi, sabar, akhlak sosial, dan keteguhan aturan ilahi.

Implementasi sunnah dalam menghadapi tantangan modern: etika media, cyber?sobriety, dan amar ma?ruf nahi munkar dengan hikmah, sesuai pandangan Said Hawwa .

 

Perlawanan terhadap Sekularisme dan Krisis Makna

Meneguhkan konsep tauhid dan cinta Ilahi sebagai dasar nilai hidup—menolak relativisme moral dan nihilisme modern. Menjaga komunitas iman agar kokoh terhadap propaganda materialistik dan destruktif.

Kesimpulan: Perjuangan jiwa sebagai Revolusi Sejati

Panggung zaman modern penuh tantangan spiritual: materialisme, hedonisme, krisis identitas.Senjata ruhani                Taubat, ilmu, dzikir, tafakur, cinta Nabi, dakwah hikmah. Framewor Neo?tasawuf ala Nursi, synergisme ilmu?iman, dakwah Sunnah ala Haww. Target akhir           Umat yang hidup dalam ma?rifatullah, suci dari nafs, kuat dalam iman, dan damai dalam kehidupan sosial

Perjuangan ruhani dalam era modern bukan hanya ibadah batin pribadi, tetapi revolusi moral yang dimulai dari hati, lalu dirasakan dalam masyarakat—dengan menebarkan cahaya iman di tengah kegelapan zaman.

Semoga  oase dakwah ini, menjadi pemersatu hati dan lentera inspirasi untuk melanjutkan syi’ar ruhani di zaman yang penuh tantangan. Allahu ' Alam.