Banjir di Pelalawan dan Kampar Meluas, Tarif Pompong Naik
Warga menggunakan jasa pompong untuk menyeberang dan melakukan aktivitasnya karena banjir terus meluas. (riauonline)
Riau Analisa.com-PELALAWAN-Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pelalawan dan Kampar akibat meluapnya air Sungai Kampar kembali meluas, Selasa (4/3/2025). Bahkan, ketinggian genangan air yang merendam sejumlah badan jalan terus mengalami peningkatan termasuk di Km 83 Desa Kemang.
Hal ini dipengaruhi naiknya debit air Sungai Kampar akibat dibukanya pintu pelimpahan air waduk PLTA Koto Panjang, Kampar. Selasa (4/3), debit air Sungai Kampar naik 37 sentimeter (cm) menjadi 3,52 meter di atas batas normal.
“Hingga saat ini, banjir yang menggenangi sejumlah badan jalan di tiga kecamatan terus naik. Akibat genangan air ini, akses jalan darat sudah tidak dapat lagi ditempuh menggunakan alat transportasi darat dan jalan hanya bisa dilintasi menggunakan sampan ataupun pompong,” terang Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan Zulfan, Selasa (4/3).
Salah satu badan jalan yang tergenang banjir ada di Kecamatan Langgam. “Jalan di Kecamatan Langgam yang direndam banjir yakni Jalan Pemda Langgam yang menghubungkan Jalan Koridor RAPP ke Kelurahan Langgam. Kemudian jalan penghubung Kelurahan Langgam dengan Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Sungai Kijang, serta jalan penghubung Desa Sotol dan Tambak.
Jalan ini sudah tidak bisa dilintasi mobil dan juga sepeda motor. Hanya bisa ditempuh menggunakan sampan atau pompong,” paparnya. Selain di Kecamatan Langgam, sambung Zulfan, banjir juga telah merendam dan memutus sejumlah badan jalan di Kecamatan Pangkalankerinci, tepatnya di Desa Kuala Terusan dan Desa Rantau Baru.
“Di dua lokasi banjir ini juga hanya bisa ditempuh mengunakan alat transportasi air, baik sampan atau pompong. Meski demikian, hingga saat ini kondisi Jalan Lintas Timur (Jalintim) Kilometer (KM) 83 Desa Kemang masih aman. Tapi air sudah mendekati bahu jalan. Dua hari mungkin mulai merendam badan jalan,” ujar Zulfan.
Dijelaskannya, banjir juga telah mulai merendam sejumlah badan jalan di Kecamatan Pelalawan. Seperti Desa Sering dan Kelurahan Pelalawan. Hanya saja, sejauh ini, banjir masih belum menghambat moda transportasi masyarakat tempatan. Pasalnya, badan jalan masih dapat ditempuh menggunakan alat transportasi darat.
“Untuk itu, kita terus mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap banjir. Pasalnya, debit air Sungai Kampar ini diprediksi kembali meningkat dan meluap beberapa hari ke depan,’’ ujarnya.
“Saat ini, kami tengah melakukan pendataan terhadap warga terdampak banjir di Kecamatan Pangkalankerinci, Langgam, dan Pelalawan. Khususnya desa dan kelurahan yang berada di bantaran Sungai Kampar,” paparnya.
Amran, salah seorang pengendara sepeda motor yang hendak ke Langgam dari Pangkalan Kerinci mengatakan, dirinya terpaksa antre untuk mendapatkan jasa penyeberangan menggunakan pompong dan harus membayar Rp120 ribu untuk sekali penyeberangan menuju kampung halamannya di Kelurahan Langgam, Kecamatan Langgam.
“Ya, mau tak mau karena kita perlu, terpaksa harus rela bayar ongkos penyeberangan yang cukup mahal. Dari pada harus bertahan dan tidur di jalan menunggu banjir yang tak pasti akan surut total dan dapat dilintasi kendaraan roda dua dengan lancar dan normal,” ujarnya.(win)











