Diperiksa Penyidik, Muflihun Katakan Tandatangannya Dipalsukan

Riau Analisa.com-PEKANBARU-Mantan Pj Wako Pekanbaru Muflihun yang jadi salah satu saksi dalam kasus dugaan korupsi Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif di Sekretariat DPRD (Setwan) Provinsi Riau, kembali diperiksa oleh penyidik Subdit III Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau.

Usai diperiksa, mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) di DPRD Provinsi Riau ini mengaku bahwa tanda tangannya dipalsukan oleh bendahara.  Pernyataan tersebut disampaikan saat dirinya menjalani pemeriksaan oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Riau.

Uun mengatakan, sebagai warga negara yang taat hukum, ia akan selalu siap hadir kapan pun dipanggil demi menuntaskan permasalahan ini. “Kita lihat memang tadi ada tanda tangan banyak dipalsukan bendahara,” lanjut Uun menegaskan. Uun mengatakan, belum tahu kapan lagi dipanggil. Namun, sebagai negara yang baik, ia akan datang memenuhi panggilan sebagai warga negara yang taat hukum.

Sementara itu, terkait penanganan kasus ini, Kombes Pol Ade Kuncoro Ridwan, selaku Direktur Reskrimsus Polda Riau, menyebut bahwa sebanyak 37 pegawai Sekretariat DPRD Riau belum mengembalikan uang hasil korupsi SPPD fiktif. 

Hingga saat ini, jelas Kombes Ade, total Rp19,1 miliar telah disita penyidik dari 242 pegawai yang terdiri dari ASN, honorer, dan tenaga ahli. Sebelumnya total pengembalian uang kerugian negara mencapai Rp18,8 milliar, namun karena tiga orang mengembalikan maka totalnya menjadi Rp19,1 milliar.

“Sebanyak 176 orang sudah mengembalikan 100 persen, sementara 66 orang lainnya belum mengembalikan secara penuh. Namun, masih ada 37 orang yang sama sekali belum mengembalikan dengan alasan uang tersebut sudah tidak ada,” jelas Kombes Ade.(abd)