Ketika Nyawa Tergantung Saklar

Kolom Pikiran Jumat, 18 Juli 2025 - 07:31 WIB
Ketika Nyawa Tergantung Saklar

Oleh Helfizon Assyafei

Sepeda motor Honda Supra Fit merah itu keluaran tahun 2005. Bila sekarang 2025 artinya sudah 20 tahun dia mengaspal. “Udahlah jangan pakai ini lagi boi, malu dikit,” tegur sohib saya suatu ketika. “Mengapa ngga pakai mobil saja kemana-mana,” protesnya. Kalau dijual pun motor lama ini tak mahal lagi. Apalagi sepeda motor zaman kini sudah serba metic.

Saya tersenyum saja. Di kota ini memakai mobil harus memiliki kesabaran tinggi. Macet tiap sebentar.  Maka saya lebih suka menggunakan motor. Walaupun punya motor metic saya suka aja sama motor lama itu. Yang penting mesin terawat. Bisa salip kanan kiri bila macet. Soal tak mode lagi ah EGP lah. Pede aja lagi. Apakan aja dulu daripada apa kali.

Mengapa bicarakan motor sendiri? Gegara membaca berita hasil investigasi jatuhnya pesawat Boeing Air India 171 pada 12 Juni 2025 lalu. Menurut hasil investigasi otoritas penerbangan setempat menyebutkan bahwa pesawat itu jatuh setelah lepas landas karena kehilangan daya dorong.

Dari kejadian itu makanya saya teringat motor ini. Saya baru tahu saluran bahan bakar ke mesin di pesawat itu masih manual, sama seperti sistem motor lama saya ini. Hasil percakapan yang berhasil dibuka di Black Box terekam pilot B bertanya pada pilot A. “Mengapa saluran bahan bakar dimatikan?” Pilot A menjawab., “Saya tidak melakukannya.”

Percakapan itu belum terbuka semua. Baru awalnya.  Ternyata saluran bahan bakar ke mesin terputus karena saklarnya dalam posisi off. Mestinya on. Perpindahan posisi saklar tidak bisa otomatis harus manual. Ketika mesin pesawat sedang sangat memerlukan bahan bakar saat take off dari Bandara, saluran bahan bakar malah terputus.

Tentu akibat mesin kehilangan tenaga daya dorong dan pesawat jatuh menimpa asrama mahasiswa kedokteran. Bencana itu menewaskan ratusan penumpang di dalamnya dan 16 mahasiswa kedokteran yang ditimpanya. Selebihnya anda tahu beritanya. Kejadian yang sungguh memilukan karena banyak kisah indah keluarga berarkhir disana.

Dan muncul dugaan dimedia bahwa pilot sengaja melakukan bunuh diri dengan tidak mengubah saklar itu. Sebab pengubahan saklar itu tugas pilot utama. Dan itu prosedur baku sebelum terbang. Apalagi pilot senior dengan belasan ribu jam terbang tak mungkin lupa hal itu kecuali sengaja. Tapi sekali lagi  semua itu masih dugaan sementara karena investigasi masih berlanjut.

Lalu apa hubungannya dengan motor saya tadi? Pernah kejadian begini. Untuk mengurangi ‘banjir’ bensin ke mesin yang bisa membuat sepeda motor sulit distater saya lalu mengubah saklar bahan bakar dari posisi on ke posisi off di motor lama saya itu. Lalu karena ada keperluan kemudian saya kendarai saja dan lupa mengembalikan saklarnya ke posisi “on”.

Tak sampai satu kilo meter berjalan dari rumah tiba-tiba motor kehilangan tenaga meski gas masih hidup. Gas tak bereaksi pada mesin karena tak ada bahan bakar yang masuk. Akhirnya motor jadi mogok otomatis. Ya iyalah, kejadiannya seperti motor kehabisan bahan bakar. Begitu saya kembalikan lagi posisinya ke “on” motor kembali bisa dihidupkan dan berjalan.

Di pesawat tadi begitu lupa meng “on” saluran bahan bakar ke mesin kejadiannya sama. Mesin jadi tak berfungsi karena kekurangan pasokan bahan bakar. Tapi akibatnya sangat dahsyat. Tombol itu jadi pertaruhan ratusan nyawa manusia. Jika tidak diaktifkan atau lupa maka terjadilah bencana yang luar biasa.

Kadang saya berfikir mengapa saklar itu tidak dibuat otomatis saja. Jadi ketika pesawat mencapai kecepatan tertentu ia “on” sendiri. Sehingga kejadian putusnya pasokan bahan bakar ke mesin saat pesawat diudara itu tak terjadi. Dan kecelakaan besar bisa terhindarkan.

 

Pekanbaru,18 Juli 2025




Mutiara Merdeka Wedding Package Calendula
Mutiara Merdeka Wedding Package Garden
Mutiara Merdeka Wedding Package Daisy
Mutiara Spesial Deal

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.