Deja Vu Tim Nasional lndonesia-Shin Tae Yong

Olahraga Kamis, 16 Oktober 2025 - 09:00 WIB
Deja Vu Tim Nasional lndonesia-Shin Tae Yong

Deja Vu Tim Nasional lndonesia-Shin Tae Yong

Oleh Said Fauzi Assegaff, SPi

(Pengamat Sosial, Politik dan Olahraga)

 

 

Deja Vu dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia (KBBI) adalah perasaan bahwa apa yang dialami sekarang pernah terjadi di masa lampau. lstilah ini berasal dari Bahasa Prancis yang merupakan sebuah fenomena psikologis seseorang merasakan kuat bahwa ia pernah mengalami atau melihat situasi yang sedang dialaminya saat ini, meskipun ia tahu itu adalah pengalaman pertama kalinya.

 

Perjalanan Tim Nasional Sepakbola lndonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah berakhir, lndonesia tidak lolos ronde ke 4 Kualifikasi Piala Dunia, artinya lndonesia gagal lolos Piala Dunia 2026.

 

Ada hikmah yang bisa diambil oleh PSSl untuk masa mendatang bahwa mengelola tim nasional tidak hanya untuk kepentingan federasi, namun juga mendengarkan keinginan seluruh rakyat lndonesia yang "rindu" kapan Tim Nasional lndonesia bisa masuk ke Piala Dunia Sepakbola.

 

Kita memang berharap sejak PSSl dibawah kepengurusan Ketua Umum PSSl Erick Thohir, dengan program naturalisasinya yang cukup membuat perubahan arah prestasi dengan kombinasi pemain lokal dan pemain naturalisasi yang cukup baik.

 

Namun Erick Thohir juga harus berfikir realistis, jangan hanya mendengar sepihak keinginan sepihak dari Exco PSSl dan sebagian pengamat sepakbola nasional yang "kurang sreg" dengan style kepemimpinan otoriter Shin Tae Yong seperti Arya Sinulingga, Bung Towel, Justinus Lhaksana dll.

 

Kalau bisikan orang-orang ini yang didengar sudah pasti atas dasar ketidaksukaan mereka terhadap Shin Tae Yong (hanya faktor like and dislike). Malah sebagian besar masyarakat melihat mengapa mereka "tetap buta" pada apa yang sudah dibuat  Shin Tae Yong bersama tim nasional Sepakbola lndonesia, lolos ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia bahkan ronde keempat, sebagai satu-satunya Negara Asia Tenggara yang bisa lolos.

 

Bagaimana rapinya organisasi permainan, tidak gampang kehilangan bola, mampu melewati lawan dengan dribling apik (dulu agak sulit kita melihat tim nasional mampu seperti itu). Di tangan Shin Tae Yong semua terorganisasi. Belum lagi kedekatan Shin Tae Yong dengan pemain layaknya seorang bapak dan anak. Sering kita lihat bagaimana Rizky Ridho bercanda dengan STY, Marcelino dijahilin Shin Tae Yong dll.

 

lni yang tidak dimiliki oleh pelatih-pelatih tim nasional selama ini (termasuk lndra Sjafri dan Patrick Kluivert), hampir semua sikapnya seperti seorang diktator, harus semua instruksi diikuti  tanpa ada tawar menawar. Jadi pelatih sepakbola di era modern ibarat manager perusahaan, dimana

managemen sepakbola juga dikemas seperti mengelola sebuah tim dalam sebuah perusahaan.

 

Aspek terpenting yang menentukan kemana arah perusahaan dan tim sepakbola adalah manager dan pelatih sepakbola.

 

Dalam dunia managemen ada 3 type kepemimpinan:

 

1. Otokratis (Diktator).

 

Pemimpin membuat keputusan sendiri.

Pemimpin memiliki kontrol penuh dan membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan.

Gaya ini cocok utk situasi yang membutuhkan keputusan cepat dan tegas, tetapi dapat mengurangi kreativitas dan motivasi tim.

 

2. Demokraris

 

Pemimpin melibatkan tim dalam proses pengambilan keputusan dan mendorong partisipasi aktif

 

Gaya ini membangun rasa kepemilikan dan meningkatkan semangat kerja, namun mungkin memakan waktu lebih lama untuk mencapai keputusan.

 

3. Laisez-Faire

 

Pemimpin memberi kebebasan penuh kepada timnya. Pemimpin memberikan kebebasan dan wewenang yang besar kepada anggota tim untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan mereka.

 

Gaya ini efektif untuk tim yang sangat terampil,  termotivasi dan mandiri. Tetapi bisa menjadi kurang efektif jika tim tidak memiliki arah yang jelas dan pengawasan yang memadai.

 

Masing-masing gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan.

emimpin dunia yang memiliki gaya kepemimpinan Otokratis didunia adalah Kim Jong Un (Pemimpin Korea Utara) dan Vladimir Putin (Presiden Rusia), sementara pelatih sepakbola adalah Jose Mourinho.

 

Pemimpin Dunia yang memiliki Gaya Demokratis adalah mantan Presiden Suharto, Nehru, sementara pelatih sepakbola adalah Lionel Scaloni (Pelatih Sepakbola Argentina).

Pemimpin yang memiliki Gaya Laisez-Faire adalah komandan pasukan khusus.

 

Di dunia maupun di sepakbola, pemimpin atau pelatih sepakbola yang sukses rata-rata memiliki kombinasi 2 tipe kepemimpinan diatas, adakalanya bisa menjadi seorang Diktator (Otokratis) dan adakalanya bersikap Demokratis.

 

Shin Tae Yong memiliki hal ini. Beda sekali dengan Patrick Kluivert yang cenderung Otokratis.

 

Seorang manager perusahaan atau pelatih sepakbola yang baik adalah yang mampu mengkombinasikan 2 gaya kepemimpinan di atas, ada kalanya bisa bersikap sebagai seorang diktator dalam mengambil keputusan  yang cepat dan adakalanya bisa mengajak timnya bermusyarah dalam mengambil keputusan.

 

Semoga setelah Patrick Kluivert pelatih nasional sepakbola  lndonesia selanjutnya adalah Shin Tae Yong. Judul tulisan adalah harapan dari masyarakat sepakbola lndonesia. Semoga harapan ini bisa terwujud. If Allah Will.

 




Mutiara Merdeka Wedding Package Calendula
Mutiara Merdeka Wedding Package Garden
Mutiara Merdeka Wedding Package Daisy
Mutiara Spesial Deal

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.