Islam dan Situasi Internasional Kita

Opini Sabtu, 30 Agustus 2025 - 21:10 WIB
Islam dan Situasi Internasional Kita

(Refleksi dari Gagasan Syekh Abdul Qadir Audah)

Oleh: Syekh.Sofyan Siroj Abdul Wahab.

Kita hidup di zaman di mana umat Islam menghadapi ujian besar: perpecahan, dominasi kekuatan asing, dan keterbelakangan di berbagai bidang. Dunia Islam kini berada di posisi lemah, bukan karena Islam itu lemah, tetapi karena umat meninggalkan syariatnya. Inilah yang dikupas secara mendalam oleh Syekh Abdul Qadir Audah dalam karya monumental “al-Isl?m wa Aw???un? al-Duwaliyyah” (Islam dan Situasi Internasional Kita).

Beliau menegaskan bahwa Islam adalah sistem hidup yang sempurna, mencakup politik, hukum, ekonomi, dan sosial. Namun, ketika umat mengabaikan syariat, kehinaan menimpa mereka.

> “Dan janganlah kamu lemah dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 139)

Realitas Umat dan Sebab Kemunduran

Syekh Audah melihat dua faktor utama kemunduran umat:

1. Dominasi Barat dan Kolonialisme

Penjajah Barat memaksakan sistem hukum dan budaya mereka, menggantikan syariat Islam.

> “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 141)

2. Perpecahan Umat

Runtuhnya khilafah menjadikan umat tercerai-berai dalam negara-negara lemah, mudah dikendalikan pihak asing.

Hasan al-Banna, berkata:

> “Umat ini tidak akan bangkit kecuali dengan apa yang pertama kali membuatnya bangkit: kembali kepada Islam secara kaffah.”

Islam: Sistem Hidup yang Lengkap

Islam bukan sekadar ritual ibadah, tetapi mencakup aturan kehidupan, hukum, politik, dan hubungan internasional.

> “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu...” (QS. Al-Ma’idah: 3)

Syekh Audah menekankan bahwa hukum Islam fleksibel: ada nash qath‘i yang tidak berubah dan ruang ijtihad untuk menjawab dinamika zaman.

Imam Ibn Taymiyyah berkata:

> “Tidak ada kemaslahatan yang lebih besar bagi manusia kecuali berhukum kepada syariat Allah, karena hukum Allah itu adil dan penuh rahmat.”

Hubungan Internasional dalam Perspektif Islam

Islam bukan agama yang memusuhi peradaban lain, tetapi Islam menolak dominasi dan ketidakadilan. Prinsipnya adalah perdamaian, keadilan, dan kemuliaan umat.

> “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.” (QS. Al-Anfal: 61)

Namun, jika umat Islam lemah, mereka akan menjadi objek tekanan. Maka, kekuatan adalah kewajiban:

 

> “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi...” (QS. Al-Anfal: 60)

Sayyid Qutb berkata dalam Fi Zhilal al-Qur’an:

> “Umat yang lemah tidak akan mampu menegakkan kebenaran dan keadilan. Karena itu, kekuatan adalah bagian dari aqidah.”

Strategi Kebangkitan Umat

Syekh Abdul Qadir Audah menawarkan empat pilar kebangkitan:

1. Kembali kepada Syariat

Solusi satu-satunya adalah menjadikan syariat sebagai hukum tertinggi.

> “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah...” (QS. Al-Ma’idah: 50

Hasan al-Banna menegaskan:

> “Penerapan syariat bukanlah pilihan, tetapi kewajiban yang menentukan hidup matinya umat.”

2. Persatuan Umat

Perpecahan adalah sumber kelemahan.

> “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)

Imam al-Ghazali berkata:

> “Agama dan kekuasaan adalah saudara kembar. Agama adalah pondasi, kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu tanpa pondasi akan runtuh, dan pondasi tanpa penjaga akan hilang.”

3. Pendidikan dan Tarbiyah

Menghidupkan kesadaran tauhid, iman, dan ketaatan hukum Allah melalui tarbiyah.

Syekh. Hasan Al- Banna.

> “Bentuklah pribadi Muslim, kemudian keluarga Muslim, kemudian masyarakat Muslim, lalu negara Muslim.”

4. Kekuatan Politik dan Ekonomi

Umat harus memiliki kekuatan agar bisa mandiri dan dihormati.

> “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra‘d: 11)

Sikap terhadap Barat

Syekh Audah tidak menyerukan permusuhan membabi-buta, tetapi menolak dominasi, intervensi, dan penjajahan budaya.

> “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)

Syekh.Sayyid Qutb mengingatkan:

> “Bahaya terbesar bukanlah penjajahan senjata, tetapi penjajahan pemikiran dan budaya.”

Renungan dan Seruan

Saudaraku, apakah kita rela terus berada dalam kehinaan? Padahal Allah telah menjanjikan kemuliaan jika kita kembali kepada agama-Nya.

> “Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

Syekh Abdul Qadir Audah syahid di tiang gantungan karena menolak tunduk kepada hukum thaghut. Beliau berpesan melalui karya-karyanya:

> “Islam adalah solusi, syariat adalah jalan, dan jihad adalah kewajiban untuk menegakkannya.”

Penutup

Kebangkitan umat bukan sekadar cita-cita, tetapi kewajiban iman.

> “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka...” (QS. At-Taubah: 111)

Mari kita mulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Wujudkan persatuan, penerapan syariat, kekuatan ekonomi dan politik, agar umat Islam kembali menjadi rahmat bagi semesta.^^^




Mutiara Merdeka Wedding Package Calendula
Mutiara Merdeka Wedding Package Garden
Mutiara Merdeka Wedding Package Daisy
Mutiara Spesial Deal

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.