“AR-RAHMAN”, Samudera Kasih Tanpa Tepi

AR-RAHMAN”, Samudera Kasih Tanpa Tepi
Syekh Sofyan Siroj Abdul Wahab.
Segala puji bagi Allah ?, Dzat yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu. Dialah Ar-Rahman, Sang Maha Pengasih yang kasih-Nya tak pernah terputus walau hamba-Nya berulang kali jatuh. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ?, sang utusan kasih sayang bagi seluruh alam.
> “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya [21]: 107)
Makna Agung Nama Ar-Rahman
Nama Ar-Rahman (????????????) berasal dari akar kata rahmah (???????) yang berarti kasih sayang, kelembutan, dan curahan cinta yang luas.
Imam al-Ghazali dalam Al-Maqshad al-Asna fi Syarh Asma’ Allah al-Husna menjelaskan:
> “Ar-Rahman adalah Dzat yang kasih-Nya meliputi semua makhluk, baik yang taat maupun durhaka, baik di dunia maupun di akhirat.”
Berbeda dengan Ar-Rahim, yang menunjukkan kasih sayang khusus bagi orang beriman, Ar-Rahman adalah kasih universal, rahmat yang mencakup seluruh ciptaan. Itulah sebabnya setiap makhluk, tanpa terkecuali, hidup di bawah naungan kasih Ar-Rahman.
Cinta Universal yang Membangunkan Kesadaran
Ketika seorang hamba memahami makna “Ar-Rahman”, ia sadar bahwa seluruh hidupnya bergantung pada kasih Allah.
Napas yang mengalir, mata yang dapat melihat, bumi yang menumbuhkan, dan hati yang berdegup, semua adalah tanda-tanda kasih Ar-Rahman.
Allah ? berfirman:
> “Ar-Rahman, Dialah yang mengajarkan Al-Qur’an, menciptakan manusia, dan mengajarinya pandai berbicara.”
(QS. Ar-Rahman [55]: 1–4)
Ayat ini menunjukkan bahwa rahmat Allah mendahului ilmu dan penciptaan. Segala ilmu dan kemampuan manusia sejatinya adalah bentuk kasih sayang Allah yang ingin dikenal melalui ciptaan-Nya.
“Ketika engkau menyebut nama Ar-Rahman, engkau seakan sedang memanggil lautan kasih yang menenggelamkan segala luka, menenangkan jiwa yang gundah, dan menegakkan kembali hati yang hancur.”
Cara Berdoa dengan Nama Ar-Rahman Sesuai Sunnah
Rasulullah ? mengajarkan agar dalam berdoa, kita menyebut nama-nama Allah yang sesuai dengan hajat kita. Allah berfirman:
> “Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu.”
(QS. Al-A’raf [7]: 180)
Maka, jika engkau memohon kelembutan, ketenangan, rezeki yang penuh barakah, atau pengampunan, sebutlah: “Yaa Rahmaan”.
Berdoalah dengan penuh rasa cinta, bukan sekadar permintaan, tetapi rintihan hati yang mengenali kasih-Nya.
Contoh doa sebagaimana diajarkan dalam Sunnah dan dijelaskan oleh Dr. Mahmud Abdur Raziq:
> “Allahumma inni as’aluka birahmatika yaa Rahman, an taghfira lii, wa tarhamani, wa la takilni ila nafsi tharafata ‘ainin.”
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan kasih sayang-Mu, wahai Ar-Rahman, ampunilah aku, rahmatilah aku, dan jangan biarkan aku bergantung pada diriku sendiri walau sekejap mata.”
(HR. Abu Dawud)
Doa ini menggambarkan penyerahan total. Sebab, orang yang benar-benar mengenal Ar-Rahman tahu bahwa segala urusan hanya tenteram dalam pelukan kasih Allah.
Rahmat-Nya Mencakup Segalanya
Rasulullah ? bersabda:
> “Sesungguhnya Allah memiliki seratus bagian rahmat. Satu bagian diturunkan ke dunia, darinya makhluk saling berkasih sayang, bahkan seekor kuda mengangkat kakinya agar tidak menginjak anaknya. Dan Allah menyimpan sembilan puluh sembilan bagian untuk hari kiamat nanti.”
(HR. Muslim)
Subhanallah! Bila kasih di dunia saja sudah begitu luas, bagaimana kasih Ar-Rahman di akhirat kelak? Inilah sebabnya hati para arifin selalu dipenuhi rasa harap (raja’ ) kepada rahmat Allah.
Imam Ibn al-Qayyim berkata:
> “Hati yang hidup adalah hati yang menggantungkan harapan pada rahmat Allah lebih besar daripada takutnya terhadap azab-Nya, karena kasih Allah mendahului murka-Nya.”
Ketika seorang hamba berdzikir menyebut “Yaa Rahman”, ia sedang mengetuk pintu kasih yang tidak mengenal syarat. Tak peduli seberapa jauh dosa, nama ini memanggil kembali jiwa yang tersesat untuk pulang.
Menjadi Cermin Ar-Rahman dalam Kehidupan
Cinta kepada Ar-Rahman tidak berhenti di bibir, melainkan memancar dalam sikap.
Siapa yang mengenal Ar-Rahman akan menjadi sumber kasih bagi sesamanya.
Rasulullah ? bersabda:
> “Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Ar-Rahman. Sayangilah yang ada di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu.”
(HR. Tirmidzi)
Inilah jalan tajalli, memantulkan sifat-sifat Allah dalam akhlak kita.
Maka, jadilah lembut terhadap sesama, memaafkan yang bersalah, dan menolong yang lemah. Karena setiap kali kita menebar kasih, kita sedang meniru sifat Ar-Rahman di dunia ini.
Imam al-Junaid al-Baghdadi berkata,
> “Tanda seseorang mengenal Ar-Rahman adalah ketika ia menjadi rahmat bagi selainnya.”
Ar-Rahman dan Penyembuhan Jiwa
Dalam Khasiat Asmaul Husna, Dr. Mahmud menjelaskan bahwa zikir “Yaa Rahman” bagaikan air sejuk bagi hati yang terbakar gelisah.
Ucapkan dengan penuh kesadaran, seratus kali setiap pagi dan petang, sambil mengingat kelembutan Allah yang menyelimuti hidupmu.
Zikir ini menenangkan hati, melapangkan dada, menumbuhkan empati, dan melembutkan wajah. Sebab, ketika nama Ar-Rahman bergetar di lidah, cahaya kasih turun ke dalam dada, membersihkan rasa benci dan menggantinya dengan ketenangan.
Allah ? berfirman:
> “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.”
(QS. Al-A’raf [7]: 156)
Mencintai Allah karena Ar-Rahman-Nya
Ketika engkau mulai mencintai Allah bukan karena takut neraka atau ingin surga, tetapi karena Dia Ar-Rahman yang mencintaimu tanpa batas, maka engkau telah mengenal hakikat ibadah.
Syekh Abdul Qadir al-Jailani pernah berkata:
> “Cintailah Allah bukan karena karunia-Nya, tapi karena Dia layak dicintai. Sebab Dialah yang menciptakan cinta itu sendiri di hatimu.”
Cinta seperti inilah yang menghidupkan jiwa. Ia menjadikan ibadah bukan beban, tetapi kebahagiaan. Ia menjadikan doa bukan sekadar permohonan, tetapi dialog cinta antara hamba dan Tuhannya.
Penutup: Kembali ke Pelukan Ar-Rahman
Wahai saudara, dunia yang keras ini membutuhkan kelembutan dari hati-hati yang mengenal Ar-Rahman.
Ketika engkau berdoa, jangan hanya meminta, tapi hadirkan rasa dicintai oleh-Nya.
Ketika engkau berzikir, jangan hanya menyebut nama, tapi rasakan belaian kasih yang menyentuh batinmu.
Sebutlah dengan penuh harap dan cinta:
> Yaa Rahman, irham qalbi.
(Wahai Maha Pengasih, kasihilah hatiku.)
Maka engkau akan merasakan kedamaian yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata, karena engkau sedang tenggelam dalam samudra kasih tanpa tepi: Kasih Ar-Rahman.
Renungan
> “Ketika manusia menolakmu, ingatlah, Ar-Rahman tetap memelukmu.
Ketika dunia menutup pintu, Ar-Rahman membuka langit untukmu.
Cintanya tidak perlu alasan, karena Engkau telah dicintai sejak sebelum diciptakan.”
Allahu 'Alam.











