Jihad Melawan Hawa Nafsu dan Syetan

Jihad Melawan Nafsu dan Syetan
Oleh Syekh Sofyan Siroj Abdul Wahab.
Di antara jihad terbesar yang sering kita lupakan adalah jihad yang berlangsung setiap hari,
bahkan setiap detik. Jihad yang tak terlihat mata, tak terdengar telinga, tapi meninggalkan bekas paling nyata pada akhlak, ibadah, dan masa depan akhirat kita. Itulah jihad melawan hawa nafsu dan setan.
Syekh al-Jailani dalam Fathur Rabbani berkata:
> “Musuhmu yang paling berbahaya ada dalam dirimu: hawa nafsumu. Jika engkau menang melawannya, maka engkau menang dalam semua peperangan.”
Ini bukan sekadar petuah, tetapi inti dari seluruh perjalanan ruhani manusia.
Jihad Terbesar: Melawan Diri Sendiri
Rasulullah saw bersabda:
“Al-mujahidu man jahada nafsahu filla Mujahid yang sejati adalah orang yang berjihad melawan hawa nafsunya demi Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Hawa nafsu adalah dorongan internal yang menarik manusia kepada kesenangan sesaat, ketergelinciran, dan kelalaian. Ia lebih halus daripada bisikan setan. Setan hanya menggoda dari luar. Tetapi nafsu menggoda dari dalam.
Karena itu para ulama berkata:
> “Seorang hamba tidak akan sampai kepada Allah sebelum ia menyeberangi jembatan hawa nafsunya.”
(Ibn Qayyim al-Jawziyyah)
Ketika seseorang berhasil menjinakkan nafsunya, maka seluruh cabang iman menjadi lebih terang, lebih ringan, lebih hidup.
Setan Adalah Musuh Nyata dan Abadi
Allah menegaskan:
“Sesungguhnya setan adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh.”
(QS. Fathir: 6)
Setan tidak pernah libur. Ia tidak tidur. Ia tidak berhenti.
Apa tujuannya?
Menyesatkan anak Adam hingga hari Kiamat. Karenanya Allah memperingatkan dengan ayat penuh kekuatan:
> “Ia (setan) melihat kalian dari arah yang kalian tidak melihat mereka.”
(QS. Al-A’raf: 27)
Setan bekerja dengan kelemahan manusia: syahwat, marah, ego, rasa malas, dan dunia. Tetapi setan tidak berkuasa atas hati yang bersih, atas lisan yang basah dengan zikir, dan atas anggota tubuh yang sibuk beramal.
Mengapa Nafsu dan Setan Begitu Kuat?
Karena keduanya menggunakan celah dalam diri kita:
ketika kita marah
saat kita lelah
ketika iman melemah
ketika lalai dari zikir
ketika betah berlama-lama dengan dunia
ketika tamak terhadap pujian.
> “Jika engkau ingin mengenal musuhmu, lihatlah ke dalam dirimu. Engkau akan menemukan kelemahan yang menjadi pintu masuknya.”
Para ulama menyebut ini sebagai jalan masuk setan.
Senjata Utama Melawan Nafsu dan Setan
a. Zikir dan Menjaga Hati
Rasulullah saw bersabda:
“Setan itu berlari dalam diri anak Adam seperti aliran darah. Maka persempitlah jalannya melalui lapar dan zikir.”
(HR. Bukhari-Muslim)
Zikir adalah pagar hati. Semakin banyak zikir, semakin sempit ruang setan. Di antara zikir yang paling kuat: La ilaha illallah, Astaghfirullah, Hasbiyallahu la ilaha illa Hu, Membaca Al-Qur’an setiap hari
Syekh al-Jailani mengatakan:
> “Zikir adalah pedang tajam yang merobek bisikan setan.”
b. Puasa dan Menahan Syahwat
Puasa adalah sekolah tazkiyah.
Ia melemahkan setan karena menundukkan nafsu.
Sabda Nabi saw :
“Puasa adalah tameng.” (HR. Bukhari)
c. Memaksa Diri untuk Ketaatan
Nafsu tidak akan pernah rela berbuat taat.
Ia harus dipaksa, dibiasakan, dilatih.
Imam Ghazali berkata:
> “Nafsu itu seperti anak kecil. Jika kau biarkan, ia akan terus menyusu. Jika kau hentikan dengan tegas, ia akan berhenti.”
Tanda-tanda Kemenangan dalam Jihad Nafsu
Pertama. Ibadah terasa ringan
Solat tidak lagi berat.
Baca Qur’an menjadi nikmat.
Zikir menjadi kebutuhan.
Kedua. Hati tenang dan tidak mudah tersulut
Ketenangan adalah hadiah dari Allah:
“Ingatlah, hanya dengan zikir kepada Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra‘d: 28)
Ketiga. Dunia tidak mengikat hati
Engkau bekerja untuk dunia tetapi hati tetap bersama Allah.
Keempat. Mudah memaafkan dan tidak menyimpan dendam
Ini tanda bahwa nafsu amarah sudah mulai tunduk.
Medan Jihad Ini Tidak Pernah Berhenti
Para ulama sepakat bahwa perang melawan musuh eksternal bisa berakhir, tetapi perang melawan nafsu tidak pernah selesai sampai ruh kembali kepada Allah.
Imam Hasan al-Bashri berkata:
> “Nafsu itu tidak pernah mengajakmu kepada kebaikan. Setiap hari ia menyeretmu. Jika engkau tidak melawannya, engkaulah yang akan kalah.”
Syekh mengingatkan:
> “Jika engkau menuruti nafsumu sekali saja, ia akan menuntut dua kali. Jika engkau turuti dua kali, ia akan memaksamu seterusnya.” Oleh karena itu, istiqamah adalah benteng yang harus selalu diperbarui.
Doa dan Renungan Para Mujahid Nafsu
Di antara doa paling dahsyat untuk membersihkan nafsu adalah:
“Ya Allah, berikanlah takwa kepada jiwa kami, dan sucikanlah ia. Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya.”
(HR. Muslim)
Doa ini adalah inti jihad batin.
Akhiran : Jihad Nafsu Adalah Jalan Para Wali dan Para Dai
Saudaraku,
Jihad ini adalah jihad para pendakwah, para mujahidah, para pencari Allah. Tanpa kemenangan di medan ini, dakwah kita melemah, amal kita retak, dan kesolehan hanya menjadi pakaian luar.
Syekh Abdul Qadir memberi satu nasihatnya:
> “Jika engkau ingin menjadi tentara Allah, maka tundukkan dulu nafsumu. Karena musuh yang tunduk ini akan menuntunmu menuju Rabbmu.”
Semoga Allah menjadikan kita pemenang dalam jihad tanpa senjata ini, jihad yang melahirkan manusia-manusia bertakwa, da’i-da’i berjiwa besar, dan pejuang-pejuang ruhani yang dibela oleh para malaikat.











