Seorang Warga Diduga Tewas Usai Dihajar Oknum Perwira

Suasana takziah di rumah duka Gunawan, warga Pekanbaru diduga meninggal dianiaya oknum marinir. (klikmx)
Riau Analisa.com-PEKANBARU-Sebuah insiden tak diinginkan terjadi. Hanya gara-gara permasalahan sepele, seorang warga Pekanbaru bernama Gunawan Sentosa, akhirnya tewas diduga karena menjadi korban penganiayaan oleh oknum perwira marinir berinisial Lettu LM.
Kejadian bermula pada Jumat (15/8/2025). Gunawan bersama rekannya, Suprianto (46), sedang memungut sekitar 10 buah sukun di Jalan Kuantan Satu, Kecamatan Limapuluh, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Menurut mereka, lokasi itu adalah tanah kosong yang tidak diketahui pemiliknya. Namun, tanpa diduga, tuduhan pencurian dilayangkan kepada keduanya. Tak lama berselang, datang Lettu LM yang langsung menodongkan senjata api.
“Dia bilang jangan pergi kalian, kalau tidak ditembak. Kami lalu dipukul pakai senjata dan diarak ke rumahnya,” ujar Suprianto saat ditemui, Senin (25/8/2025) kemarin.
Di rumah sang perwira, kekerasan semakin menjadi. Gunawan dan Suprianto dipukul, ditendang, hingga dihajar dengan cangkul. “Kawan saya (Gunawan) sampai tangannya sobek, kepalanya babak belur. Kami bahkan disuruh bersihkan darah sendiri yang berceceran di lantai,” lanjut Suprianto dengan wajah masih trauma.
Usai penganiayaan, keduanya dibawa ke Polsek Limapuluh dan sempat dirawat di RS Bhayangkara Polda Riau. Meski kondisi mereka memprihatinkan, tak ada laporan resmi dibuat sehingga setelah 1x24 jam keduanya diperbolehkan pulang.
Namun kondisi Gunawan semakin memburuk. Pada Jumat (22/8/2025), ia mengeluhkan sakit kepala hebat. Keluarga pun segera melarikannya ke RSUD Arifin Achmad, namun nyawanya tak tertolong. Dokter menyebut luka parah di bagian kepala menjadi penyebab kematian. Tangis keluarga pecah ketika jenazah Gunawan tiba di rumah duka.
“Dia hanya mau ambil buah sukun, tidak pernah terbayang akan berakhir seperti ini,” ucap salah seorang kerabat sambil menangis.
Kuasa hukum keluarga, Ahmad Zahri SH, membantah keras tuduhan pencurian yang diarahkan kepada kliennya. “Pohon sukun itu tumbuh di tanah kosong, bukan milik pribadi. Jadi tidak ada unsur pencurian. Ini murni tindak kekerasan yang berlebihan,” tegasnya.
Zahri menambahkan, yang paling disesalkan adalah tidak adanya itikad baik dari pelaku setelah korban meninggal dunia. “Kami tahu beliau bertugas di Bais, tapi ini soal nyawa manusia. Harusnya ada tanggung jawab, bukan justru menghindar,” ujarnya.
Kini pihak keluarga bersama tim pengacara sudah berkoordinasi dengan POM Lanal Dumai untuk menempuh jalur hukum.
Terkait peristiwa tersebut, Komandan POM Lanal Dumai, Mayor Laut (PM) Syaparudin, membenarkan pihaknya sudah menerima informasi terkait kasus ini. “Kami masih dalam tahap penyelidikan dan menunggu laporan resmi dari keluarga korban,” ujarnya.(abd)