Jangkau Semua Rute, Pekanbaru Perlu 499 Bus Listrik

Puluhan BUS Trans Metro Pekanbaru di basenya di terminal BPRS. (Helfizon Assyafei/Riau Analisa.com)
Riau Analisa.com-PEKANBARU-Guna mewujudkan sarana transportasi massal yang ideal ideal bagi masyarakat, Pemerintah Kota Pekanbaru membutuhkan sebanyak 449 bus listrik berukuran kecil hingga besar.
Hal ini diungkapkan oleh Senior Transportation Associate Institute for Transportation and Development Policy atau Institut Kebijakan Transportasi dan Pembangunan (ITDP) Indonesia, Mizandaru Wicaksono dan Transportation Associate ITDP Indonesia Rifqi Khoirul Anam dalam lokakarya media bertajuk Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan di Indonesia, Rabu (18/6/2025).
Melalui materi bertajuk “Kondisi dan Arah Elektrifikasi Transportasi Publik di Indonesia”, Mizandaru Wicaksono dan Rifqi Khoirul Anam menjelaskan ini memaparkan bahwa untuk mewujudkan transportasi massal yang ideal dan menjangkau 30 % warga Kota Pekanbaru di berbagai rute, diperlukan 499 bus listrik ukuran besar, sedang dan kecil.
Dengan jumlah armada ini warga kota akan memiliki akses yang mudah ke mana saja sehingga tidak lagi tergantung pada penggunaan kendaraan pribadi.
Selain itu, Pekanbaru menjadi satu diantara 11 kota prioritas yang dibantu ITDP untuk mewujudkan transportasi publik yang hemat dan ramah lingkungan.
Dengan 4 faktor utama yang menjadi pertimbangannya. Di mana saat ini Kota Pekanbaru sudah melakukan pelayanan transportasi massal mandiri sejak 2009. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam hal membangun transportasi massal yang bermanfaat dan terjangkau oleh warga
Kedua, Pekanbaru menjadi kota pertama di Indonesia yang membuat Perda No 2/2024 tentang Penyelenggaraan Angkutan Umum Massal. Langkah ini juga dinilai luar biasa karena lewat Perda tersebut pemerintah kota juga metetapkan 5% dari total APBD Kota yang dapat digunakan untuk peningkatan pelayanan transportasi umum.
"Pekanbaru dinilai paling siap melakukan reformasi layanan angkutan massal lewat elektrifikasi transportasi publik. Itu yang membuat ITDP membantu advise berupa saran dan masukan juga kritikan apa yang harus dilakukan agar pelayanan transportasi massal yang lebih hemat dan ramah lingkungan ini bisa terwujud di Pekanbaru,"jelasnya.
Tak hanya Mizandaru Wicaksono dan Rifqi Khoirul Anam. Dalam lokakarya media ini Direktur Asia Tenggara ITDP Indonesia. Gonggomtua Sitanggang dan Transport Associate ITDP Indonesia Kemal Fardianto juga memaparkan advise layanan transportasi publik lainnya yang bertajuk “Compact City Elektrified.”
Dalam pemaparannya, Gonggomtua Sitanggang menyoroti strategi percepatan dekarbonisasi transportasi dalam mewujudkan kota layak huni di Pekanbaru . Apalagi hasil penelitian mencatat bahwa sektor transportasi adalah sektor penghasil emisi GRK kedua terbesar di Indonesia.
Dengan beralih kepada bus listrik diharapkan terjadi pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan polusi udara cukup tinggi di kawasan perkotaan termasuk juga Kota Pekanbaru yang menjadi kota dengan metropolitan.
"Dengan adanya peralihan moda transportasi publik ini akan berdampak positif bagi gas rumah kaca yang dampaknya sudah kian terasa bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat,"tuturnya
Disisi lain, Sesi Kemal Fardianto, Transport Associate ITDP Indonesia dan Syifa Maudini, Transport Associate ITDP Indonesia juga ikut memaparkan materi bertajuk Peta Jalan Elektrifikasi Transportasi Publik di Pekanbaru, Surabaya, dan Surakarta.
Kedua ahli memaparkan mengapa perlunya dilakukan reformasi dan elektrifikasi angkutan massal serta tantangan yang harus diatasi seperti ketiadaan payung hukum dan keterbatasan kapasitas fiscal.
"Kami juga merekomendasikan sejumlah model kontrak yang tidak semuanya harus ditanggung oleh pemerintah kota dalam penyelenggaraan reformasi transportasi publik. Namun melakukan kolaborasi dengan pihak ketiga agar transportasi publik yang layak dan aman bagi lingkungan bisa terwujud di Pekanbaru," ujarnya.(win)