Dibekuk Polisi, Belasan Siswa SMA dan SMK Terlibat Premanisme

Wakapolda Riau Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo SH MHan didampingi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan dan Kabid Humas Polda Riau Kombes Anom Karbianto pada saat ekspos aksi premanisme yang meresahkan, di halaman Mapolda Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru, Kamis (15/5/2025). ((Foto: Klikmx.com/ Hendra).)
Riau Analisa.com-PEKANBARU – Mengatasi premenisme di Kota Pekanbaru Tim RAGA segera bergerak. Hanya berselang sehari setelah Kapolda Riau Irjen Dr Herry Heryawan SIK MH MHum melaunching tim Rabu Anti Geng dan Anarkisme (RAGA), sebanyak 169 preman yang meresahkan ditangkap dan ditampilkan pada ekspos di halaman Mapolda Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru, Kamis (15/5/2025).
Dari total tersebut sebanyak 13 di antaranya merupakan kalangan siswa SMA dan SMK. Kemudian, sebanyak enam orang di antaranya merupakan perempuan. Seluruhnya diamankan melalui operasi Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD) oleh Polda Riau dan jajaran.
“Kami tegaskan Polda Riau berkomitmen dalam memberantas segala bentuk tindakan premanisme di wilayah hukumnya,” tegas Wakapolda Riau Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo SH MHan.
i Provinsi Riau, lanjut Wakapolda, tidak ada tempat bagi aksi premanisme dan pihaknya akan terus melakukan penegakan hukum, termasuk terhadap kelompok atau organisasi masyarakat yang bertindak seperti preman.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Pol Asep Darmawan, menambahkan, para pelaku terlibat dalam berbagai kejahatan yang meresahkan masyarakat di Pekanbaru, Siak, Kampar, Pelalawan serta dari Dumai.
Asep menjelaskan, terhadap 13 pelaku yang masih di bawah umur. Mereka saat ini sedang menjalani proses diversi sesuai ketentuan hukum perlindungan anak.
“Mereka mayoritas masih duduk di bangku SMA dan SMK,” ungkap Asep.
Baca Juga : Ke Mapolsek Kepenuhan, Kapolres Rohul: Berikan Pelayanan Terbaik dan Jangan Sakiti Masyarakat
Lebih lanjut sebut Asep, rincian usia para tersangka lainnya mencakup 49 orang berusia 18–25 tahun, 106 orang berusia 25–55 tahun, dan 4 orang di atas 55 tahun.
Operasi ini, sebut Asep, mengungkap aksi premanisme yang dilakukan secara berkelompok, banyak di antaranya tergabung dalam geng motor. Mereka kerap membawa senjata tajam seperti samurai dan pisau, serta melakukan kekerasan brutal terhadap korban.
Dalam beraksi mereka, ungkap Asep, mencari korban secara acak, lalu membacok dan merampas barang berharga seperti handphone, kamera, hingga kendaraan. “Beberapa korban masih dirawat intensif di rumah sakit karena luka serius,” jelas Asep.
Tak hanya premanisme, pihak kepolisian juga berhasil mengungkap kejahatan lain dalam operasi ini, termasuk penyalahgunaan narkoba dan penggelapan. ''Beberapa pelaku bahkan ditangkap saat tengah menggelar pesta narkoba usai beraksi,” beber Asep.
Kombes Asep menegaskan, operasi ini akan terus digencarkan sebagai bagian dari upaya perlindungan masyarakat dan penanggulangan penyakit sosial. ''Ini bukan sekadar penegakan hukum, tapi juga bentuk nyata menjaga rasa aman di tengah masyarakat. Kami mengajak seluruh warga untuk berperan aktif melaporkan jika menemukan tindakan premanisme di lingkungannya,” pungkasnya.
Ratusan preman ini diamankan Polda dan jajaran sejak tanggal 1 hingga 14 Mei 2025 kemarin.(win)